Makam Nangka Beurit

Waliyullah ulama terkemuka penyebar agama Islam di kabupaten Subang Syaikh Rd Arya Wangsa Gofarana menjadi salah satu daya tarik tersendiri, selain pedagang ketan banyak juga pedagang yang menjajakan perlengkapan ziarah seperti minyak wangi, pakaian dan kebutuhan lainnya. Ketan Bakar yang berharga Rp. 5 Ribu Perak ini lebih terasa nikmat ditambah sambel oncom dan beberapa tusuk sate kambing yang juga dijual disana, menurut salah seorang pedagang, Ela mengakui keberadaan makam Eyang Gofarana telah menjadi sumber penghidupan dia dan keluarga,” Ya bertahun-tahun kami berdagang disini, terus berdatangan tamu setiap hari dan setiap malamnya apalagi di malam-malam khusus seperti kliwon, Mulud atau Rajab,” ungkapnya. Menurut dia Jika sudah ribuan orang yang berkunjung ke situs budaya ini maka penuhlah tempatnya dan sering kehabisan stock jualan, selain itu area parkir juga padat dengan kendaraan pengunjung. “Berjualan disini kalau sudah datang musim ziarah maka yang paling diminati makanan bakar ketan ini, pengunjung dari kawasan kota besar memang lebih menyenangi makanan khas ini,” imbuhnya. Menurutnya Makam Waliyullah Syaikh Arya Wangsa Gofarana ini didatangi jutaan orang setiap tahunya dari berbagai daerah bahkan dari pulau Sumatra hingga Malaysia dan Singapura. Bakal Calon anggota Legislatif Usep Husaeni awali langkah dalam rangka pencalonannya dalam kontestasi pemilihan legislatif kabupaten Subang dengan melakukan ziarah ke makam waliyullah Syaikh Rd. Arya Wangsa Gofarona di Patilasan Nangka Beurit Kecamatan Sagalaherang kabupaten Subang. Diantar beberapa kawannya Bacaleg yang maju dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPC kabupaten Subang ini mengaku takjub dengan keberadaan makam Waliyullah yang kini menjadi Cagar Budaya terkenal tersebut. “Semangat perjuangan Waluyullah ini menginspirasi saya, Syekh Eyang Gofarana ini pertama kali menyebarkan agama Islam dan ulama besar di kabupaten Subang dizamannya, dan hal ini yang menyemangati saya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya. Lebih jauh Sarjana lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ini mengatakan jika setelah wafatpun keberadaan Syaikh Gofarana ini menjadi kebanggaan masyarakat Subang khususnya. “Para wali ini bukan sekedar ilmunya bermanfaat bagi manusia lainnya, bahkan setelah wafatpun bisa secara tidak langsung menghidupi banyak orang, lihatlah disini keramaian di Nangka Beurit ini bukan hanya malam Jum’at tetapi nyaris setiap malam, orang yang berziarah pada akhirnya menghidupkan perekonomian warga sekitar dengan berdagang dan yang lainnya

place of pilgrimage for ancestral graves its location from the Sagala Herang Subang road into about 200 meters

The ancient tomb site of Raden Aria of Goparana dynasty

The old man said first, the elders. Never told you, if you want to make a pilgrimage to the tomb of the guardian of Allah, he said not on Saturdays.

Why is it closed on Friday Kliwon, October 15 2020?