Candi Gampingan

Still natural temple

Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada saat ditemukan pada tahun 1995 oleh pembuat bata, candi ini terpendam tanah. Walaupun sampai sekarang belum sepenuhnya selesai dipugar, kompleks reruntuhan candi ini terlihat mempunyai tujuh buah bangunan candi yang tidak utuh, dengan bangunan utama berukuran kira-kira 5 m x 5 m dan tinggi 1,2 meter.nnPada saat ditemukan, dalam candi ini terdapat tiga buah arca Dhyani Buddha Wairocana yang terbuat dari perunggu, dua buah arca Jambhala dan Candralokeswara dari batu andesit, benda-benda dari emas, dan beberapa benda keramik. Pada bagian kaki dari Candi Gampingan ini terdapat relief binatang katak dan unggas (burung pelatuk, burung gagak, dan ayam jantan). Dengan adanya arca Jambhala dan Dhyani Buddha Wairocana, maka diperkirakan Candi Gampingan merupakan tempat pemujaan agama Buddha aliran Mahayana.

Come on, just stop by and learn the history of ancient architectural technology.nhopefully it will inspire knowledge

Quite near from Jalan Wonosari .. the position of the temple is lower than the surrounding plains

The place is clean, in the middle of the village. Access to get there is very difficult, only in the form of rice fields. Can only cycle or walk. There is no parking and play area. The additional facilities needed to be more accessible and become an alternative historical education for students and the community.